DOSEN? PERAWAT? DRIVER? DIA MULTITASKER WOMAN (REVIEW BUKU 'DOSEN KENTHIR BELAJAR NYETIR' OLEH NIKMAH YUANA)

Pereview: Lailul Muna

Gambar: Buku Dosen Kenthir Belajar Nyetir

“Perasaanku sudah berjalan mulus, tapi realitanya mobil berjalan meliuk-liuk”. Sebaris kalimat tersebut adalah salah satu kutipan didalam buku Driving Story: Dosen Kenthir Belajar Nyetir yang saya suka.

Baca buku ini? Awalnya saya tidak tertarik. Karena saya lebih suka baca novel bergenre thriller/mystery. Tapi setelah baca sinopsisnya, saya jadi penasaran.

Saya juga suka desain cover dan warnanya yang unyu, hehe. Apalagi saat itu diiming-imingi promo Hari Ibu diskon 50% (hihi…biasa lah ya, cewek), plus edisi bertanda tangan penulisnya (ini yang selalu saya buru saat beli buku). Jadilah saya beli, buat nambah koleksi.

Saya seorang mahasiswi keperawatan. Karena aktivitas akademik lumayan padat, saya baru sempat baca buku ini setelah Ujian Akhir Semester. Tepatnya saat perjalanan liburan ke Solo. Di dalam kereta, saya habiskan waktu untuk baca buku ini sampai tuntas.

Jumlah halamannya tidak terlalu banyak. Buku ini juga pas buat digenggam. Jadi praktis dibawa kemana-mana. Dan tentunya, ceritanya tidak membosankan. Setiap chapter¬ (bab) juga punya cerita berbeda. Saya jadi selalu penasaran apa isi cerita dalam bab selanjutnya.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan Bu Nikmah Yuana yang awalnya disebar lewat media facebook dan whatsapp. Berisi 27 cerpen (cerita pendek), lika-liku kisah nyata pengalaman beliau saat belajar menyetir dan merawat Pak Teguh (suami Bu Nikmah).

Pada bagian pertama saja saya sudah tertarik. Semua bermula ketika pak Teguh divonis gagal ginjal dan kondisi kesehatannya menurun. Bu Nikmah akhirnya nekad belajar nyetir agar mandiri dan bisa mengantar Pak Teguh kemana saja, termasuk untuk menjalani hemodialisa (HD).
‘Musibah’ itu tidak membuat Bu Nikmah down dan menyerah. Dengan tekun beliau belajar nyetir. Aktivitasnya sebagai dosenpun masih tetap lancar. Masih juga bisa merawat Pak Teguh dengan sabar dan telaten. Sungguh wanita yang bakoh dan tangguh, great multitasker woman (saya jadi pengen ketemu beliau).
Saya membayangkan jika berada di posisi Bu Nikmah. Dengan kondisi penyakit Pak Teguh yang mengharuskannya, cuci darah (HD) secara berkala. Pastilah sangat berat.

Bagaimana tidak berat, beliau sabar dan setia merawat Pak Teguh yang 12 tahun mengidap penyakit Diabetes Mellitus/DM (biasa disebut kencing manis bagi kaum awam), kemudian berlanjut ke gagal ginjal kronis. Itu merupakan penyakit yang tidak reversible atau tidak bisa disembuhkan. HD dilakukan hanya mempertahankan agar kondisinya tetap stabil.

Seorang wanita yang tetap berada disamping pasangannya bahkan ketika pasangannya menderita penyakit yang membuatnya tidak berdaya, itu sungguh luar biasa. Sebagai seorang wanita, Bu Nikmah sangat menginspirasi.

Pesan saya sebagai mahasiswi yang sedang belajar ilmu keperawatan untuk Bu Nikmah, bahwa penderita gagal ginjal perlu mengonsumsi makanan yang tinggi kalori serta rendah protein dan lemak, ya Bu Nikmah. Saya baca di suatu bagian, Bu Nikmah pernah memasak makanan yang tinggi kolesterol dan garam untuk pak Teguh, seperti rendang, opor, telur asin, dan sebagainya, bahkan juga sempat dipanaskan lagi. Itu kurang baik ya, Bu. Dibatasi untuk konsumsi makanan seperti itu, hehe.


Judul Buku: Driving Story; Dosen Kenthir Belajar Nyetir
Penulis: Nikmah Yuana
Penerbit: Media Edents Publika
Tebal: ix + 210 hlm/Bookpaper
Ukuran Buku: 11cm x 18cm
ISBN: 978-602-50528-0-4
Harga: Rp 45.000

Buku ini memang berisikan berbagai pesan moral, dibalut dengan kisah lucu, bahkan cerita yang membuat saya terharu. Di dalam kereta api saya membaca buku ini sambil sesekali tertawa, sampai sahabat saya sudah memaklumi kalau saya rada-rada “!#??+*!!”, haha.

Kalau saya disuruh menilai buku ini, saya akan memberi nilai 8/10, hehe. Pada jaman seperti saat ini, wanita memang harus mandiri, karena wanita tidak bisa selalu terus bergantung pada laki-laki. Jadi wanita harus tangguh dan strong, karena wanita itu multitasker yang hebat.

Bu Nikmah juga pandai meramu cerita-cerita di dalam buku ini, sederhana namun tetap tidak meninggalkan kesan bagus. Dengan kosakata-kosakata sederhana yang mudah dipahami, juga alur cerita yang tergambar jelas. Di akhir bab, juga ada kutipan kalimat-kalimat yang bikin saya terkekeh, wkwk. Diselingi dengan kosakata berbahasa Jawa, menjadikan cerita-cerita dalam buku ini menjadi khas dan menggelitik.

Saya juga sempat terbawa, merasakan ketegangan saat bu Nikmah bercerita bagaimana tantangan-tantangan yang dihadapi dalam belajar nyetir. Setting tempat yang memang beberapa saya tau, menjadi bisa saya bayangkan jika saya disana, hihi. Saya merasa terbawa suasana saat membaca buku ini.

Buku ini sangat cocok direkomendasikan untuk calon wanita-wanita strong dan mandiri. Yang ingin belajar nyetir buku ini juga sangat amat recommended nih.

Saya juga suka di buku ini ada highlight tips dan trik cara menyetir mobil, yang kebetulan juga saya masih belajar menyetir mobil, bermanfaat sekali untuk saya yang masih amatiran sekali mengemudi mobil, hehe.

Setelah baca buku ini, saya jadi lebih giat belajar nyetir sama Ayah saya, wkwkwk. Demikian review dari Muna. Semangat untuk Bu Nikmah, Pak Teguh, dan semua wanita-wanita strong di dunia ini. Semoga bermanfaat^^

Baca juga tanggapan pembaca yang lainnya tentang buku ini kesini yuk!

Komentar

  1. Kami sangat senang membaca review Buku Dosen Kenthir Belajar Nyetir ini. Mungkin, ini memang review buku pertama Anda, tapi Anda sudah sangat lihai membawa pembaca menikmati artikel review ini. Mari terus berkarya....

    Jangan lupa kunjungi:

    www.edentspublika.com


    Terimakasih,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini juga berkat salah satu dari bagian anda yang terus memotivasi, dan membimbing saya untuk mulai berani menulis review" ini, terimakasih, Edents Publika! Semoga sukses selalu, barakallahu fiik~

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ROMANTISME AKTIVIS HINGGA PEJUANG HEMODIALISIS (Review Buku ‘Cinta di Balik Kelambu Hemodialisis’ oleh Nikmah Yuana)

TANPA LISAN, SEJARAH BAGAI SUSUNAN PUZZLE YANG TIDAK LENGKAP (REVIEW BUKU ‘SEJARAH LISAN’ KARYA PROF. DR. SUGENG PRIYADI, M. HUM.)