THE POWER OF "IBU-IBU" IS REAL (Review Film Pendek “TILIK”)

 

Pereview: Lailul Muna


Gambar: Poster Film Pendek “TILIK”

 

            Pagi ini saya membuka twitter, dan melihat kata “Bu Tejo” bertengger di trending tagar twitter, saya pun penasaran siapa itu bu Tejo. Setelah saya telusuri, ternyata bu Tejo adalah karakter dari sebuah film pendek karya anak bangsa yang sedang viral di sosial media, yaitu “TILIK”. Tak perlu banyak cing-cong, saya langsung menuju kanal youtube untuk menonton filmnya. Setelah saya menonton, saya teramat gemes dan ingin nyentil ginjal buk ibuknya hahaha.

            Saya langsung kepikiran untuk mengulas film tersebut. Jadilah saya disini untuk mengulas film PERTAMA KALI. Karena biasanya saya hanya mengulas buku saja. Jari saya amat tergelitik untuk menari indah diatas keyboard laptop ini dan menceritakan bagaimana hebohnya film keren ini yang tentunya highly recommended buat semua yang ingin merasakan sensasi nyata dari the power of "ibu-ibu" ditengah perjalanan menjenguk bu Lurah di bak truk ini. Langsung saja cus!

 

Apa sih itu “TILIK”?


Gambar: Poster Film Pendek “Tilik”

            Sebenarnya “Tilik” itu berasal dari bahasa Jawa, yang berarti “menjenguk”. Nah film pendek “Tilik” ini film karya anak bangsa yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo dan diproduksi oleh Ravacana film. Film pendek berdurasi 32 menit ini mengisahkan serombongan ibu-ibu yang akan menjenguk bu Lurah yang tengah sakit di rumah sakit, mereka semua menaiki truk bak terbuka. Nah, di tengah perjalanan mulailah kehebohan dan kerempongan ibu-ibu yang tidak kehabisan cara dalam menggunjing si Dian, sang kembang desa.  

            Film Pendek “Tilik” yang berlatar di Jogja ini sebenarnya diproduksi sejak tahun 2018, bahkan film ini berhasil memenangkan kategori Film Cerita Pendek Terpilih pada gelaran Piala Maya ke-7. Piala Maya merupakan ajang penghargaan film tahunan Indonesia yang diselenggarakan oleh akun Twitter dan Instagram @FILM_Indonesia sejak tahun 2012 hingga sekarang. Film ini baru dipublikasikan secara gratis melalui kanal youtube Ravacana Film pada saat hari Kemerdekaan Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 2020 kemarin. Sejak dipublikasikan, film ini langsung menyedot perhatian netizen dan bahkan viral karena film ini benar-benar menggambarkan realita kehidupan di tengah hiruk pikuk tetangga yang julid abis hahaha.

 

Nonton film ini ndongkol plus gemes, dihiasi ngakak sepanjang film!

 

Gambar: Bu Tejo dan Yu Ning yang sedang beradu mulut

 

Ketika kamu mulai menonton film ini, perasaanmu akan campur aduk. Ya jengkel, ya ndongkol, ya gemes, ya ngakak semua jadi satu. Adegan ibu-ibu yang tiada hentinya menggunjing Dian dan cekcok antara ibu-ibu, antara yang menyangkal habis-habisan dan yang selalu mengompori untuk menjelek-jelekkan Dian. Karakter yang membuat penonton gemes yaitu bu Tejo. Bu Tejo yang diperankan oleh Siti Fauziah ini memerankan sosok ibu-ibu yang sangat julid, selalu mencari kesalahan Dian dan berusaha mengompori ibu-ibu lainnya untuk membenci Dian. Entah yang digosipkan bu Tejo ini valid atau tidak, ada saja bahan untuk ghibah Dian ini yang bikin penonton kesal tapi ketawa.

            Disamping bu Tejo, ada karakter Yu Ning yang diperahkan Brilliana Desy, yaitu saudara jauh Dian yang selalu membela habis-habisan, karena tidak terima dengan gossip buruk yang menimpa saudaranya itu. Ada lagi karakter Yu Sam yang diperankan Diah Mulyani, memerankan ibu-ibu yang “cari aman”. Bisa memihak bu Tejo, bisa memihak Yu Ning, tergantung keadaan (ini juga bikin ngakak abis sih Yu Sam ini). Semua lakon didalam film Tilik ini benar-benar memiliki ciri khas masing-masing yang bikin penonton terkesan dengan aktingnya.

 

Film ini menggambarkan realita banget…

Film pendek berbahasa Jawa ini dirasa sangat menggambarkan kondisi kehidupan kita di Indonesia, bagaimana kehidupan bertetangga, ditengah-tengah masyarakat. Karena realitanya selalu saja ada orang seperti ibu-ibu di film ini, yang selalu menyebar gosip, mencari-cari kesalahan orang lain tanpa tau kebenarannya seperti apa. Film ini sangat pas dan apik menceritakan pergolakan dan riuhnya suasana ibu-ibu yang tak henti-hentinya menggosipkan Dian di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk bu Lurah.

            Kehidupan bermasyarakat dan berdampingan dengan tetangga satu sama lain nampak jelas di film ini, berasa lagi nonton drama emak-emak di kampung gitu hahaha. Suasana alami dan natural yang di film ini  begitu terasa karena setiap pemain berakting dengan pas dan sangat menjiwai karakternya. Karakter-karakter yang ada pada setiap pemain tentu juga ada pada diri kita. Nah kira-kira kamu jadi karakter mana nih?

Film ini juga menyiratkan pesan moral bahwa kita harus pintar-pintar memilah berita atau informasi, yang mana hoax dan yang mana yang tervalidasi. Bukan seperti bu Tejo nih, yang hanya bersumber dari internet tanpa tau validitasnya. Jangan gitu ya temen-temen!

 

Plot Twist nya benar-benar tidak diduga!

            Hal yang paling bikin saya tercengang, tidak menyangka, sekaligus favorit saya adalah pada akhir film ini. Karena ternyata tidak semuanya omongan-omongan buruk tentang Dian yang disampaikan oleh bu Tejo itu TIDAK BENAR. Di akhir film, saya tidak menyangka karena Dian menunjukkan jati diri aslinya. Bagaimana kenyataan hubungannya dengan keluarga bu Lurah, dan kebenaran dari gosip-gosip yang menerpanya selama ini. Film pendek “Tilik” benar-benar patut diacungi sepuluh jempol!

            Dari segi alur cerita, sang sutradara membuat alur cerita mengalir begitu saja, dan penonton dibawa menuju klimaks saat Yu Ning dan bu Tejo berdebat habis-habisan mengenai gosip Dian sampai-sampai tidak menghiraukan klakson truk yang mengharuskan semuanya menunduk supaya terhindar dari tilangan polisi. Hal lain yang unik dari film ini yaitu budaya/tradisi membunyikan klakson sebagai simbol untuk bersembunyi dari polisi. Pokoknya sepanjang film ini penonton seperti dinaikkan roller coaster emosinya, naik turun tidak karuan hahahaha.

 

Nah, overall film pendek ini bener-bener luar biasa. Film buatan anak bangsa yang tidak kalah dengan film luar negeri, dengan menonjolkan ciri khas dan budaya/tradisi di Indonesia, dikemas dengan ringan, akting para pemeran yang patut diacungi empat jempol karena mendalami karakternya yang pas banget. Untuk film pendek ini, saya rate 9,9/10! 0,1 nya yaitu kekurangan film ini, kekurangan durasi bosque, hahaha!

 

Silahkan kalau mau gemes-gemesan sama bu Tejo dan kawan-kawan dalam film pendek "Tilik" bisa langsung meluncur ke kanal youtube Ravacana films!

 

 

Komentar

  1. いいだと思う、頑張ろ bu tedjo 😂, bu tedjo is my mom be like

    BalasHapus
    Balasan
    1. ありがーthanks!

      Tedjoさんに「はい、いつも頑張るよ。Dianさんのせいで、私が有名になってる。あなたも私のことが好きだろう?」と言われた。

      Nah, don't be like bu Tedjo when you being "Emak-Emak"😂

      Hapus
    2. Hahahaha, 昔bu tedjo が好きじゃない。でも、有名なとき、bu tedjo が大好きだよ。この人は have a character like mothers in Indonesia 😂
      And i think, 私が母になった場合、I`ll be more 煩い than Mrs. Tedjo 🤪 while advising my son wkwkwk...

      Hapus
    3. なあー私が一番wants to knowことはあなたが誰?

      名前無しでcommented here から〜

      bu Tedjo になるのは will be bad よ。
      態度がbad と思う。yourお子さんがpitiful気持ちだね~

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ROMANTISME AKTIVIS HINGGA PEJUANG HEMODIALISIS (Review Buku ‘Cinta di Balik Kelambu Hemodialisis’ oleh Nikmah Yuana)

TANPA LISAN, SEJARAH BAGAI SUSUNAN PUZZLE YANG TIDAK LENGKAP (REVIEW BUKU ‘SEJARAH LISAN’ KARYA PROF. DR. SUGENG PRIYADI, M. HUM.)

DOSEN? PERAWAT? DRIVER? DIA MULTITASKER WOMAN (REVIEW BUKU 'DOSEN KENTHIR BELAJAR NYETIR' OLEH NIKMAH YUANA)